TEKANAN INFLASI MENGANCAM GLOBAL, INDONESIA MASIH AMAN?
- HIMEPA FEB UNTAN
- Nov 29, 2022
- 4 min read
Updated: Aug 9, 2023

Tekanan inflasi global akhir-akhir ini masih menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat global, terutama pada negara G20. Menteri Keuangan Indonesia mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan mengalami pelemahan sebagai akibat dari tekanan inflasi. IMF menurunkan proyeksi ekonomi global dari 3,6% menjadi 3,2% untuk tahun 2022 dan tahun 2023 akan lebih lemah lagi dari 3,6% menjadi 2,9%. IMF juga memprediksikan inflasi negara maju tahun 2022 akan naik hingga 6,6% dan negara-negara berkembang akan berada pada level 9,5%.
Di sejumlah negara, inflasi yang disebabkan oleh bahan makanan mengalami kenaikan namun untuk inflasi dari energi mengalami penurunan. Contohnya Amerika Serikat mencatatkan Inflasi energi sebesar 19,8%, sementara inflasi makanannya mencapai 12,9%. Kemudian, inflasi di Turki tercatat jauh lebih tinggi dengan inflasi energi dan makanan yang masing-masing mencapai 146% dan 83%. Berbeda dari kedua negara sebelumnya, beberapa negara di Asia seperti Korea Selatan, Jepang, dan Indonesia diketahui memiliki inflasi yang lebih rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Indonesia pada Oktober 2022 berada pada angka 5,71% secara tahunan, sedangkan secara bulanan mencatatkan deflasi yang berada pada angka -0,11%. Tingkat inflasi tersebut masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi inflasi Indonesia pada September 2022 mencapai angka 1,17% secara bulanan maupun 5,95% secara tahunan. Jika dibandingkan dengan negara anggota G20 lainnya, tingkat Inflasi di negara Indonesia masih jauh lebih rendah. Sementara itu per September 2022, Korea Selatan dan Jepang mencatatkan inflasi yang lebih rendah dari Indonesia. Inflasi energi di Korea Selatan sendiri mencapai 16,5% dan inflasi makanan sebesar 7,8%. Tingkat Inflasi energi di Jepang hanya berada di angka 16,8% dan inflasi makanan sebesar 4,5%.
Tekanan inflasi global juga disebabkan oleh kebijakan bank sentral Jepang dengan menyerukan strategi keluar dari kebijakan moneter ultra-longgar pada pertemuan 22 September dan gubernurnya Haruhiko Kuroda mengatakan suku bunga akan tetap rendah untuk "dua hingga tiga tahun," sebuah pernyataan yang mengirim yen melemah tajam dan kemudian mendorong pemerintah untuk intervensi di pasar uang guna menopang mata uangnya, menjaga kebijakan moneter sangat longgar untuk memastikan kenaikan upah yang cukup dan membantu mencapai target inflasi bank 2,0 persen secara berkelanjutan,
Tekanan inflasi global terjadi seiring dengan tingginya harga beberapa komoditas pangan dan energi seperti minyak mentah, gas alam dan batu bara. Ketegangan yang terjadi pasca perang Rusia-Ukraina mengakibatkan lonjakan harga-harga berbagai komoditas dunia, terutama minyak dan pangan serta telah menghilangkan PDB global hingga USD2,8 triliun (Bisnis Indonesia, 28 September 2022). Perang Rusia-Ukraina mengganggu rantai pasok global yang pada akhirnya mengakaselerasi laju inflasi.
Presiden Jokowi secara resmi menerbitkan kebijakan yang berisi larangan ekspor minyak goreng dan bahan baku turunannya termasuk CPO (Crude Palm Oil) yang kemudian berdampak pada harga minyak goreng kemasan yang kembali turun. Kebijakan pemerintah lainnya adalah pemberian subsidi sebagai respon penyesuaian harga BBM pada awal September 2022 lalu. Pemerintah telah memberikan tiga jenis tambahan bantalan sosial dengan total anggaran sebesar Rp24,17 triliun serta memberikan Perlinsos tambahan yang diharapkan dapat melindungi daya beli masyarakat dari tekanan kenaikan harga global dan juga mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Pemerintah juga melakukan pemantauan pergerakan harga komoditas pangan agar dapat segera melakukan antisipasi apabila terjadi lonjakan harga, serta menjaga rantai pasok terutama komoditas pangan.
Kerjasama dengan pemerintah daerah juga dilakukan oleh pemerintah pusat untuk meredam tekanan inflasi dari sisi penawaran. Tak hanya inflasi yang terjaga, produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia telah berada di atas level sebelum terjadi pandemi Covid-19. Di Indonesia, APBN telah digunakan sebagai shock absorber dari guncangan inflasi global. Hal tersebut dilakukan melalui pendapatan yang meningkat karena harga komoditas yang tinggi, kegiatan ekonomi yang lebih baik, serta keuntungan dari reformasi pajak yang dimulai akhir tahun lalu. Di sisi moneter, memastikan stabilitas makro sangat penting, terutama dalam situasi saat ini. Bank Indonesia telah mulai melonggarkan dukungan kebijakannya dengan mengurangi likuiditas domestik yang relatif cukup secara bertahap karena pertumbuhan kredit yang secara konsisten cenderung menguat dan kegiatan ekonomi yang lebih kuat. Dengan koordinasi dan sinergi yang kuat antar otoritas tersebut, pemulihan ekonomi sejauh ini dapat dipertahankan dengan stabilitas makro yang tetap terjaga.
Penurunan tingkat inflasi di Indonesia menjadi 5,71% pada Oktober 2022 dapat terjadi dikarenakan eratnya sinergi kebijakan antara banyak pihak. Berbagai Langkah pengendalian inflasi melalui TPIP (Tim Pengendalian Inflasi Pusat) dan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) serta penguatan program perlindungan sosial dalam rangka mitigasi dampak penyesuaian harga energi melalui beberapa program, cukup efektif dalam menjaga kesinambungan pemulihan daya beli masyarakat. Sementara itu, konsumsi pemerintah terus melanjutkan normalisasi seiring dengan kondisi penyebaran kasus Covid-19 yang jauh lebih terkendali. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan posistif menuju seluruh sektor. Hal ini menunjukkan roda perekonomian telah kembali bergerak hampir merata di semua sektor ekonomi.
Situasi geopolitik, telah memicu gangguan pasokan sehingga menimbulkan tekanan inflasi di berbagai negara. Namun, pemerintah Indonesia dapat dengan segera melakukan penyesuaian kebijakan untuk merespons kenaikan inflasi. Inflasi Indonesia naik, tetapi jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kenaikan inflasi di Indonesia masih berada di level yang rendah.
Daftar Pustaka
Kontan.co.id. (2022, November 01). BPS: Inflasi Indonesia Lebih Rendah dari Negara Anggota G20. https://amp.kontan.co.id/news/bps-inflasi-indonesia-lebih-rendah-dari-negara-anggota-g20
Harianjogja.com. (2022, November 01). Inflasi Indonesia Lebih Rendah Dibandingkan dengan Negara G20. https://m.harianjogja.com/ekbis/read/2022/11/01/502/1116366/inflasi-indonesia-lebih-rendah-dibandingkan-negara-g20
Beritasatu.com. (2022, November 02). Inflasi Oktober Melambat, Bank Indonesia Masih Belum Puas. https://www.google.com/amp/s/www.beritasatu.com/amp/ekonomi/995659/inflasi-oktober-melambat-bank-indonesia-masih-belum-puas
Kemenkeu.go.id. (2022, November 08). Pemulihan Ekonomi Nasional Terus Berlanjut di Tengah Peningkatan Resiko Global. https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/siaran-pers/Pemulihan-Ekonomi-Nasional-Terus-Berlanjut
Kemenkeu.go.id. (2022, Oktober 20). Hadapi Peningkatan Risiko Global, Menkeu: Kebijakan harus Tepat dan Kredibel. (https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/Restoring-Global-Growth-and-Economic-Stability)
Commentaires